Unimaxx Foto Community bersama Nusantara Foto Klub dan Surabaya Art Society, gelar mememfoto bersama sekalian lomba photo merebutkan Trofi Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jawa timur.
Aktivitas yang dituruti beberapa puluh peserta itu, dikerjakan di halaman Mushola Muhammad Cheng Hoo Surabaya, dengan topik tarian seni budaya.
Menurut Ketua Unimaxx Foto Community Denny D’Colo, ada tiga objek photo yang dapat menjadi opsi. Yaitu Tari Kedok Seribu Muka ditampilkan oleh Angie, Tari Payung ditampilkan oleh Balerina Hellena dan Wayang Orang Srikandi ditampilkan oleh Rini.
Aktivitas mememfoto bersama dan lomba photo dengan objek beberapa penari seni budaya China, Jawa dan Eropa ini, diharap dapat memberikan motivasi dan membuat semakin bertambah orang menyukai dunia photografi, katanya, Jumat (11/3/2022).
Ketua Surabaya Art Society Rasmono Sudarjo menjelaskan, salah satunya arah aktivitas ini ialah melestarikan budaya.
Karenanya, kami menyatukan di antara budaya dengan lokasi yang berarsitek ciri khas Tiongkok. Satu diantaranya Mushola Muhammad Cheng Hoo Surabaya ini, katanya.
Jadi dipadukan, tempatnya memiliki nuansa China dan Tari Kedok China ditambahkan penari Jawa. Aktivitas ini melestarikan seni budaya dengan background Mushola Cheng Hoo, ungkapkan Rasmono Sudarjo.
Dalam pada itu, Ketua YHMCHI H. Abdullah Nurawi sebagai tuan-rumah, benar-benar memberikan dukungan aktivitas ini.
Saya mengharap supaya angkatan muda Indonesia ikut melestarikan seni budaya kita. Karena hebat, bebernya. @Nto tze
Semangat Peserta Mememfoto Bersama dan Lomba Photo Perebutkan Trofi PSMTI Jawa timur
Unimaxx Foto Community bersama Nusantara Foto Klub dan Surabaya Art Society mengadakan mememfoto bersama sekalian lomba photo bertopik tarian seni budaya di halaman Mushola Cheng Hoo, jam 13.00 – 16.00 WIB, 11 Maret 2022.
Denny D’Colo Ketua Unimaxx Foto Community menjelaskan aktivitas mememfoto bersama sekalian lomba photo merebutkan Trofi Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) Jawa timur.
Aktivitas ini dilaksakan di halaman Mushola Cheng Hoo Surabaya dan dituruti photografer anggota Unimaxx Foto Community, Surabaya Art Society dan Nusantara Foto Community, tutur Denny D’Colo di selang acara.
Dia mengharap acara mememfoto bersama objek beberapa penari seni budaya China, Jawa dan Eropa dapat memberikan motivasi dan semakin membuat beberapa orang menyukai dunia photografi.
Masih info Denny D’Colo, beberapa peserta lomba harus mempublikasikan hasil photo pada Instagram masing-masing lalu dikaitkan atau dihastag ke #unimmaxphotoforum, #psmtijatim paling lamban jam 24.00 WIB, di tanggal 22 Maret 2022.
Koreksi dibolehkan hanya penataan gelap jelas dan crop. Penilaian berdasar Like paling banyak dan penilaian dari beberapa Dewan Juri yaitu Rasmono Sudarjo, Ghani Gozali, dan Soedjianto Gunawan, jelas Denny D’Colo.
Sertifikat dari PSMTI Jawa timur dan sepatu Trackker didukung H. Nurawi
Juara 1, 2, 3 dan 3 juara keinginan memperoleh trofi, sertifikat dari PSMTI Jawa timur dan sepatu Trackker didukung H. Nurawi.
Rasmono Sudarjo Ketua Surabaya Art Society menjelaskan aktivitas mememfoto bersama dan lomba photo menyatukan di antara budaya-budaya dengan lokasi yang berarsitek ciri khas Tiongkok.
Jadi dipadukan, tempatnya memiliki nuansa China dan Tari Kedok China ditambahkan penari Jawa. Aktivitas ini melestarikan seni budaya dengan background Mushola Cheng Hoo, ungkapkan Rasmono Sudarjo.
Hal sama disebutkan H. Abdullah Nurawi Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia yang mengharap angkatan muda ikut melestarikan seni budaya karena benar-benar hebat.
Tempat ini (halaman Mushola Cheng Hoo Surabaya) dipinjamkan Unimaxx Foto Community yang diketua Pak Denny D’Colo untuk acara pengambilan foto dituruti beberapa photografer dengan objek penari kedok kedok seribu muka yang bagus sekali, jelas Nurawi.
Beberapa photografer memberi panduan memfotonya
Beberapa photografer tidak cuman memfoto dengan camera DSLR saja tetapi juga memakai camera Mirrorless dan camera handphone.
Beberapa photografer memberi panduan memfotonya. Sam Wibowo yang memperdalam dunia photografi semenjak tujuh tahun kemarin. Dia juga share panduan memfoto siang itu dengan camera handphone. Sam Wibowo mengutarakan bila dianya lebih sukai memfoto secara candid.
Untuk memfoto objek penari dengan camera handphone yang tidak dapat ditata, memercayakan factor peruntungan. Apa lagi saya memfoto dengan handphone, tidak gunakan koreksi cuman one shoot one kill. Timingnya harus pas cocok dan sensitif kapan saat mengincar objeknya, terang pria asli Situbondo dengan jenis street dan human interest.
Tidak kalah menariknya, Loepi Jaya photografer berjenis lanskap ini memakai camera Mirrorless sebagai camera digital dengan keunggulan feature.
Dia pilih camera itu cukup distel auto, karena penerangan memakai optik. Camera Mirrorless memang gampang, sederhana, kecil enteng dan hasil gambar terlihat lebih riil, tutur Loepi Jaya yang memperdalam dunia photografi semenjak 1988.
Photografer senior Budi Darmawan sampaikan pemakaian camera DSLR lebih baik karena sarananya banyak. Untuk memfoto objek pada tempat ini pakai bukaan besar supaya latar belakang blur. Lihat juga lighting jatuhnya cahaya matahari dan kecepatan atau speed bergantung keadaan, ujarnya.
Acara siang sampai sore diantusiasi beberapa peserta. Acara terlaksana karena support besar dari beberapa sponsor yaitu Fuji Film, Cahaya Berbahagia, Jamu Iboe dan Trackker.
Denny D’Colo berterima kasih ke seluruh pihak yang ikut mensukseskan acara yang berjalan mulus.