Mokapog – Kelompok dana investasi (investment fund) yang dibuat oleh Uni Eropa sebesar 19 triliun euro (US$21,45 triliun) per 2020 dipandang belum memberi keuntungan dan pelindungan ke investor.
Dalam sebuah laporan European Court of Auditors (ECA) pada Senin (21/2/2022) memperlihatkan, usaha merealisasikan pasar tunggal untuk investment fund di semua Uni Eropa belum diwujudkan secara riil.
Pada 2020, nyaris 70 % pasar dana Uni Eropa masih terpusat di 4 negara saja, yaitu Luksemburg (US$5,32 triliun), Irlandia (US$3,48 triliun), Jerman (US$2,7 triliun), dan Prancis (US$2,23 triliun).
Keinginannya ialah pasar investment fund yang lebih terpadu akan tawarkan dunia usaha di UE sumber pendanaan yang lebih bermacam, dan memberi pelindungan yang lebih bagus ke investor dan opsi yang bertambah luas, kata Rimantas Šadzius, anggota ECA yang pimpin audit seperti diambil dari info tercatat.
Ia mengingatkan kendala lintasi batasan masih tetap ada. Standard pemantauan antara negara anggota masih berlaku secara berlainan dan keuntungan untuk investor kurang. Harus dipahami, investment fund yang direalisasikan oleh Uni Eropa ini tercipta pada 1985 dengan arah untuk hilangkan kendala pada operasional lintasi batasan intern UE.
Jumlah kegiatan investasi lintasi batasan masih rendah di mayoritas negara Uni Eropa karena investment fund dialokasikan cuman di mayoritas pasar lokal.
Disamping itu, keringanan seperti ongkos yang rendah dan opsi untuk investor belum diwujudkan hingga ongkos investasi masih tinggi, bahkan juga jauh berbeda di antara satu negara dengan yang lain.
Investor sering hadapi dengan ongkos yang muncul dari praktek pemasaran yang tidak terang dan anjuran yang bias dari mediator keuangan hingga mereka ditawari lewat produk yang tidak sesuai keperluannya. Kendala di pasar membikin tidak terbentuknya tingkat playing field yang sama dengan.
Auditor menulis jika rumor yang lain mempengaruhi pasar, seperti perpajakan, ketertarikan pasar lokal dan langkah manager asset memutuskan untuk membagikan dana investasi mereka tidak bisa diatasi oleh undang-undang Uni Eropa.
Menyikapi ini, Komisi Uni Eropa mengatakan jika telah adopsi cara tertentu untuk mengamandemen mekanisme investment fund pada 25 November 2021. Tetapi, saat yang diperlukan cukup panjang sampai ke efeknya berasa.
Akan memerlukan waktu 6-7 tahun untuk menilai faedah dari ide ini. Waktunya bergantung pada lama waktunya dialog pada Dewan UE dan Parlemen Eropa saat sebelum adopsi amandemen yang belakangan ini diusulkan, seperti diambil dari pengakuan.
Adapun berkaitan dengan aktivitas lintasi batasan, Komisi UE memandang jika paspor perusahaan management yang dipakai dalam kelompok dana yang direncanakan untuk merampingkan dan amankan transaksi bisnis investasi atau disebutkan UCITS telah banyak dipakai, intinya investor retail.
Siaga! Kemenkeu Awasi Pergolakan Inflasi Pangan Dunia
Kepala Tubuh Peraturan Pajak Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu sampaikan jika tingkat inflasi dalam negeri masih teratasi. Pada Januari 2022, tingkat inflasi terdaftar capai 0,56 % secara bulanan atau 2,18 % secara tahunan.
Walau masih terdaftar rendah, Febrio sampaikan jika pergolakan peningkatan harga pangan pada tingkat global perlu dicurigai supaya tidak berpengaruh besar pada inflasi lokal.
Yang penting diawasi saat ini trend peningkatan harga bahan pangan dunia, pemerintahan akan waspada lakukan pengawasan,” ucapnya dalam pertemuan jurnalis APBN Kita, Selasa (22/2/2022).
Febrio sampaikan, pemerintahan terus akan lakukan pengamatan baik dari segi suplai atau distribusi supaya tidak memunculkan pergolakan pada inflasi.
Terutamanya 2022 kita ingin pastikan kemajuan ekonomi kita dibarengi oleh pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran hingga membuat kemajuan ekonomi kita makin berkualitas, terangnya.
Adapun, index harga pangan FAO memperlihatkan jika harga pangan dunia sudah sentuh tingkat paling tinggi di dalam 10 tahun akhir pada September 2021.
FAO memberikan laporan, Index Harga Pangan pada Januari 2022 ada di status 135,7 point atau alami kenaikan 1,5 % dari status Desember 2021.